DRAMA ANEKDOT: ARGOMETER JEPANG MUTER SANGAT CEPAT DENGAN PENGEMBANGAN
ARGOMETER
JEPANG MUTER SANGAT CEPAT
Di
depan hotel megah, Suharti sebagai Presiden Indonesia bersama sahabatnya dari
Jepang sedang menunggu taksi. Mereka akan pergi ke Istana Negara. Kebetulan,
waktu itu sopir kenegaraan sedang diare, jadi tak ada yang bisa mengantar.
Jepang :”Ayo
kita menunggu taksi di depan saja.”
(Menepuk
pundak Suharti)
Suharti :”Mari.” (Mengangguk)
Jepang : “Waah, kebetulan taksinya langsung lewat.
Untung benar kita ini”
Suharti : “Bukan untung, saya telah memerintahkan
salah satu bawahan saya untuk memesan” (Nada
merendahkan)
Jepang : “Biasanya saya pesan sendiri. Untuk
apa menyuruh bawahan kalau kita dapat melakukannya sendiri?!” (Tersenyum licik)
Suharti :
“Ya..suka-suka saya. Kebetulan tadi saya lupa menyuruh diri sendiri”
Jepang : “Mana ada lupa. Terserah sajalah.
Mari segera berangkat! Saya ingin segera menyelesaikan masalah utama yang
membuat saya datang kemari”
(Mereka
menaiki taksi)
Jepang :”Indonesia itu indah benar ya.”
(Menengok
ke luar jendela)
Sopir :
“Ya ampun, kenapa Anda baru sadar? Tidak pernah jalan-jalan ya?”
(Tidak menyadari siapa penumpangnya)
Jepang :
“Ee bukan begitu” (Bingung)
Sopir :
“Lalu? Nggak punya duit ya?”
Jepang :
“Enak saja. Negara saya itu kaya raya, tidak ada macet macam ini” (Sebal)
Suharti : (Tersenyum)
Sopir :
“Lho, emang Anda orang mana?” (Kaget)
Jepang :
“Nippon”
Sopir :
“Klepon?”
Suharti : “Dia itu Duta Besar Jepang untuk Indonesia,
baru bertugas dua hari. Maklum saja lah”
Sopir : “Ooo kenapa tidak
bilang dari tadi?!”
Ada sepasang suami-istri yang menunggu taksi, tetapi
taksi pada ngebut semua sehingga berulang kali dikecewakan oleh taksi.
Jepang :”Itu warga anda, ajak masuk sini saja kasihan anaknya masih
bayi” (Memandang ke luar jendela)
Suharti :”Boleh juga. Minggir ya, Pak”
(Taksi
menepi dan pasangan sumi-istri itu masuk)
Sopir :
“Mau kemana bu?”
Istri :
“Wah, Anda pengen kenalan sama saya ya?”
Suami :
“Ho’o!!”
Sopir :
“Bukan begitu….”
Istri :
“Nama saya, aduh lupa. Siapa pak?” (Menengok
ke suami)
Suami :
“Bagaimana sih bu, kok bisa lupa?!”
Istri : “Managetehek. Wah, saya ingat!
Nama saya Yatmi dari Jawa, Pak. Bapak juga dari Jawa?” (Penasaran)
Tak lama kemudian, ‘wwuusssshhhhhhh’ sebuah mobil ngebut
dengn kecepatan luar biasa.
Jepang :”Weeehh, itu mobil cepat itu apa? Waahhh, itu mobil nissan made in Japan. Pantas saja bisa secepat itu.”
Suami : “Weee keren bangeeeettt, besok beli begituan ya, Bu?” (Menengok ke istri)
Istri :”Iihhh, mobil dari
mesin saja bangga. Di sini terdapat kendaraan tanpa mesin tapi juga secepat
itu.”
Jepang :”Tidak
mungkin, hanya
motor Jepang yang bisa seperti itu.”
Istri :”Iihhh, tidak percaya. Tunggu saja sebentar lagi pasti
lewat.”
Tak lama kemudian, ‘tukk-tokk
tukk-tokk’ suara sepatu kuda melaju cepat.
Jepang :”Apaan
itu? Roket kuda buatan jepang baru-baru ini ya?”
Suhartini :”Aaiiigghh,
itu delman asli indonesia tau”
Jepang :”Kok bisa?” (Bingung)
Suami :”Kan
makanannya mesin”
Jepang :”Eeeii, itu mobil honda buatan Jepang
juga ngebut cepat. Mesinnya handal dan tangguh, bukan seperti mesin kuda itu”
Suami :”Mesinnya ya mesin pencernaan, makan cabai itu suplemennya, karena
pedas di tubuh kuda diubah menjadi tanaga yaang luar biasa makanya bisa secept
kilat”
Jepang :”Ituuu,
mobil mitsubitsi jepang bodynya elegant dan kuat melaju sangat cepat. Tenaganya
juga dari pertamax, penguat dan penjamin mutu mesin.”
Istri :”Cup-cup-cupp, nang-ning-nung-ning-nang-ing-nung...tenang
to lee, kepanasan di sini to? Kurang sebentar keluar ko lee, tenang-tenang” (Menenangkan anak)
Jepang :”Mauu
turun di mana?”
Suami :”Di
depan gapura Kota Tua”
Sampainya
menurunkan suami-istri di kota Tua, mereka melanjutkan perjalanan ke Istana Negara.
Jepang :”Wooowww, mobil toyota keluaran terbaru japan cepat sekali.
Bodynya sporty dan cocok untuk travelling pasti juga irit”(Menunjuk
mobil)
Suhartini :”Terserah Anda sajalah”
Sopir :
“Sudah sampai. 100 dollar, mister”
Jepang :”What?? Kenapa
mahal sekali. Cuma 1.5 km saja 100 dollar”
Sopir :”Mster tidak tahu? Ini kan mobil japan lajunya standar dan
calm. Tetapi argonya melaju cepat 10 kali lebih cepat dari mobil-mobil tadi”
Jepang : (Kaget)
“Ya..tidak bisa begitu, enak saja. Ini duit nyarinya susah”
Suhartini :”Sudah bayar saja, ini kan juga mobil buatan negaramu.
Pikir-pikir buat menyumbang kecepatan luar biasa lagi.”
Jepang :”Kecepatan
argo?” (Menyerahkan uang pada sopir)
Setelah menyelesaikan masalah di Istana Negara, si Jepang dan Suhartini ingin pergi makan. Ketika akan dipesankan taksi, si Jepang
menolak meminta untuk naik delman.
Jepang :”Ternyata naik delman sejuk juga, bisa lihat kanan-kiri
lagi” (Menengok kanan-kiri)
Suhartini :”Ini enaknya indonesia, tetapi uniknya delman ini bukan
sebatas ini saja. Tetapi...”
(Tiba-tiba
terputus dan kuda melaju kencang)
Jepang :”Eeeee...kenapa
ini? Terbang!” (Kaget)
Suhartini :”Tenang
saja kalee, ini biasa nikmati saja” (Tetap
tenang)
Jepang :”Jantungku...jantungku
terbang!” (Memegangi
jantung)
(Kuda
berhenti, “Ciiit”)
Jepang :”Aaaaaiiii,
kenapa mendadak begini?”
Suhartini
:”Ini
yang luar biasa, cepat dan memiliki adventure. Apalagi yang satu ini,”
Kusir :”30.000 bu”
Jepang :”wWhat?
30.000 oke, oke, murah kali” (Menyerahkan
uang)
Tiba-tiba, Si Jepang ingin memesan makanan pedas lengkap dengan sambalnya. Padahal, sebelumnya
ia sama sekali tak suka. Dengan
lahapnya si Jepang menyantap semua pesanannya itu.
Suhartini :”Kenapa Anda makan semua sambalnya? Bukannya Anda tidak
suka sambal?” (Mengunyah
makanan)
Jepang :”Hari
ini tidak, saya tiba-tiba menyukai sambal” (Tetap
makan)
Suami :
(Tiba-tiba
muncul) ”Mister,
suka sambal ya?”
Jepang :
(Kaget)
”Lho, kok kamu lagi? Saya ingin berlari secepat kilat seperti kuda delman
sehingga saya dapat menciptakan model terbaru mobil jepang.”
Istri :
(Sambil
berjalan) ”Ha? Ya silakan coba saja tetapi jangan terlalu bersemangat
ya nanti”
Sopir : (Muncul
dari belakang) “Lho, pada makan kok nggak ajak-ajak. Saya juga mau ikut!”
2
jam setelah makan, perut si Jepang mules berat. Berkali-kali ia bolak-balik ke
kamar mandi hingga akhirnya ia lemas terjatuh. Ia pun kapok berperilaku sombong dan melakukan sesuatu tanpa dipikir
terlebih dahulu.
Istri :”Itu namanya lari cepat. Anda saya hitung hampir
menyaingi kuda delman di jalan tadi”
Komentar
Posting Komentar