PERISTIWA RENGASDENGKLOK
LATAR BELAKANGPERISTIWA
•
Pada
waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi
dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi
dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan
Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang
sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi
seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
•
Sebelumnya
golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga
bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam
pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan
dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan
kepada Ir. Soekarno pada malam harinya. tetapi ditolak Soekarno karena beliau
merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI. Maka, beliau akan meminta pendapat
kepada anggota PPKI terlebih dahulu esok harinya
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
•
Peristiwa
Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang
dilakukan oleh sejumlah pemuda (Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh) dari
perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta
dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan
antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo
dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
•
Setelah
para pemuda mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu, para pemuda
dipimpin Chaerul Saleh melakukan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi di
Jalan Pegangsaan Timur No. 17 Jakarta (sekarang Fakultas kesehatan masyarakat,
UI). Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus 1945 pada pukul 20.00
WIB ini, menghasilkan keputusan sebagai berikut:
ü
Mendesak
Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari itu juga
ü
Menunjuk
Wikana, Darwis, dan Subadio untuk menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan
keputusan rapat dengan catatan, kemerdekaan tidak boleh diproklamasikan melalui
PPKI
ü
Membagi tugas kepada para mahasiswa, pelajar,
dan seluruh pemuda di Jakarta untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
•
Sesuai
keputusan rapat, pada sekitar pukul 22.00 WIB Wikana dan kawan-kawan menemui
Ir.Soekarno di kediamannya yang terletak pada Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta.
Pada pertemuan tersebut, Wikana menyampaikan keputusan rapat yang menentukan
bahwa kemerdekaan harus segera diproklamasikan oleh Ir.Soekarno pada tanggal 16
Agustus 1945. Pada saat itu, Soekarno menolak karena beliau belum meminta
pendapat kepada wakil-wakil PPKI.
•
Para
pemuda tidak putus asa atas penolakan tersebut. Mereka lantas melaksanakan
pertemuan kembali di Asrama Baperpi di Jalan Cikini No.71 Jakarta. Rapat
tersebut dilangsungkan pada pukul 24.00 WIB. Di akhir rapat, diputuskan bahwa
mereka harus membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya untuk
menjauhkan kedua tokoh tersebut dari tekanan dan pengaruh Jepang.
•
Sesuai
rencana, pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB Soekarno-Hatta dibawa
para pemuda ke Rengasdengklok dipimpin Syodanco Singgih. Kepada Soekarno-Hatta
para pemuda menyampaikan alasan bahwa semangat rakyat akan kemerdekaan yang
begitu meluap dapat mengancam Soekarno-Hatta apabila masih berada di Jakarta.
Setelah melalui perdebatan, kedua tokoh tersebut menerima alasan para pemuda.
•
Soekarno
beserta Fatmawati (istrinya) serta Guntur (Putranya yang kala itu masih bayi)
kemudian berangkat dalam satu mobil. Moh. Hatta dan para pengawalnya berada di
dalam mobil lainnya. Keberangkatan mereka tidak dicurigai Jepang,
Soekarno-Hatta dan pengawalnya mengenakan seragam PETA dengan mengendarai
kendaraan militer menuju rumah Jiu Kie Song di Rengasdengklok.
•
Sehari
penuh Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok. Para pemuda mendesak mereka
berdua supaya melaksanakan proklamasi lepas dari kaitan Jepang. Menghadapi
desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena
tidak semua anggota PETA (Persatuan Pemuda Tanah Air) mendukung rencana
tersebut.
•
Para
pemuda segan untuk melakukan penekanan terus menerus. Menyikapi situasi seperti
itu, Syodanco Singgih berusaha melakukan pembicaraan kembali dengan Soekarno.
Dalam suasana tegang, akhirnya Soekarno menyetujui ptoklamasi akan diucapkan
tanpa campur tangan pihak Jepang. Soekarno menyatakan kesediaannya bila sudah
berada kembali di Jakarta. Para pemuda gembira akan pernyataan tersebut, mereka
akan kabar tersebut kepada kawan-kawannya yang berada di Jakarta.
•
Pada
saat yang sama, di Jakarta dilangsungkan pertemuan antara golongan tua yang
diwakili Mr.Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Dalam
pertemuan ini, disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus
dilakukan di Jakarta. Atas kesepakatan itu, Ahmad soebardjo segera menjemput
Soekarno-Hatta di Rengasdengkok diantar Yusuf Kunto sebagai wakil pemuda dan
sudiro sebagai sekretaris pribadinya.
•
Rombongan
tiba di Rengasdengklok pada pukul 17.30 WIB. Dalam pertemuan dengan para pemuda
di Rengasdengkok, Ahmad Soebardjo memberi jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa
proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Atas jaminan itu, para pemuda kemudian
bersedia melepaskan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Semoga bermanfaat J
Komentar
Posting Komentar