dear the old me
Bunga tidur menyerbak menyeruak memenuhi heningnya ruang tengah. Sebuah slide ppt mantab neurologi menunggu manis untuk disentuh, akan tetapi ada yang lebih menyentuh. Sebuah blogspot usang memanggil entah dari mana. Blogspot yang aku hampir lupa, bahkan aku harus menerka apa password dan emailnya serta memikirkan bagaimana ujungnya jika tulisan yang kubuat ini hanya mengendap di luar folder, dibiarkan, kemudian dihapus karena tidak ada arti dibandingkan kumpulan soal utb dan revisi skripsi.
Ah, sudah sangat lama! Tiada ragu aku katakan rindu padamu, aku yang dulu. Dimanakah gadis kecil yang dulu bercita-cita jadi penulis atau jurnalis itu? masih adakah gemuruh memanggil untuk sejenak meninggalkan jenuh yang dulu aku perjuangkan ini? Masih adakah kebahagiaan yang tidak diukur dengan lulus-tidak lulus, lolos-tidak lolos, atau lama-tidak lama ini?
Sebuah rindu memanggil, menenggelamkan pada aku yang dahulu berpihak pada deretan majas. Pada buku merk a.l. berisi kumpulan cerita pendek yang kutulis sewaktu sekolah dasar. Pada aku kecil yang dulu berkutat pada mimpi. Pada aku rapuh yang dulu kerap menangis jika harus berpisah dengan ibu bapak. Pada aku yang dulu takut akan heningnya malam. Pada aku yang dulu berpikir dunia begitu menyenangkan, dipenuhi cinta dan bahagia. Pada aku yang sangat ingin berumur 20-an, karena kukira semuanya akan baik-baik saja.
Lalu benar, semua tetap baik-baik saja meski beribu kali kukatakan pada diriku sendiri bahwa hidup itu berat, tapi Allah Maha Adil. Meski kuusahakan ratusan kali tidak mengeluh-yang ujungnya mengeluh jua. Dulu, kukira tidak akan sendiri meski nyatanya sekarang sendiri juga menyenangkan. Dahulu, kupuja senja, kupuji bintang karena kurasa dunia akan seindah itu.
Dan memang ada yang berubah, dahulu aku bingung dimana letak perasaan yang kini telah aku temukan. Ya, ara semakin independet dan mungkin makin menjadi-jadi jadi strong independent woman yang dulu selalu dia gaungkan. Tak seperti terakhir kali menulis, kini ada yang kosong, dan itu ternyata bukan aku sendiri yang menentukan kosong-tidaknya.
Kemudian muncul rasa bersalah. Kepada perjuangan yang telah aku sia-siakan, maaf. Kepada hati yang harapannya aku jatuhkan, maaf. Kepada rasa yang tulusnya aku patahkan, maaf. Kepada ibu, bapak, adik-adik, dan teman-temanku, maaf.
Sudah ya, intinya aku rindu. Aku sangat bahagia sudah bertumbuh bersama tawa meski dibarengi tangis. Sekarang, akan kembali kukejar waktu. Eh, atau malah waktu yang mengejar?
Hai, sampai jumpa lagi (mungkin nanti saat sudah koas), dari aku si anak semester tujuh. Semoga lolos lulus utb batch 1, semoga wisuda februari biar bisa liburan dulu. Aamiin wkwkwwkw
Komentar
Posting Komentar