Hello Again!

 

Hi, sudah sangat lama.

Sudah hampir dua tahun ya?

Hari ini sedang musim…..kemarau? harusnya. Tapi hujan seringkali datang di waktu yang tak diharapkan. Cucian seringkali terguyur hujan dan jatuh sehingga harus dicuci ulang. Sepatu seringkali basah karena melewati genangan air di bawah rel arah terminal. Saat malam, dinginnya bukan main! Akhirnya berguna juga jaket-jaket tebalku yang sudah lama tergulung dan tergantung di ruang-ruang kamar.  Ya seperti itulah hidup, seringkali keluar dari prediksi namun selalu menyimpan cerita manis dan hikmah tak terduga.

Halo, sekarang aku sudah koas. Sudah tinggal setahun lagi jadi dokter (aamiin). Terakhir kali menulis, aku sedang galau masuk batch koas bukan? Hahaha lucu sekali akhirnya aku masuk batch 1. Sedikit tersenyum aku membaca tulisan-tulisan lama disini. Apa yang dulu aku takutkan, tidak terjadi. Apa yang dulu aku harapkan, betul terjadi. Allah Maha Baik bukan? Alhamdulillah…… semoga apa yang ku harapkan nantinya jadi nyata, jika Allah berkehendak. Jika tidak, semoga diganti dengan sesuatu yang lebih baik.

Sekarang aku di ruang bersalin rs uns, sedang tugas jaga malam. Harap-harap cemas menunggu ibu hamil datang ke igd mana tau sudah ada tanda-tanda impartu. Sejujurnya situasinya tidak nyaman. Oksigen berhari-hari habis dan hanya diprioritaskan untuk pasien covid yang ada di lantai 5, katanya akan diperluas hingga ke seluruh bangsal lantai 4. Buntutnya, IGD tutup. Kami tidak dapat pasien, kami tidak bisa belajar, minim pengalaman. Ya mau bagaimana lagi, tidak ada yang sedang bahagia di situasi ini. Setidaknya begitu yang aku tau.  

Rengekan telepon dari IGD terus membuatku terjaga. Berbekal menguping pembicaraan mbak bidan, aku mempersiapkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Entah harus bersyukur atau bagaimana menanti jawaban hasil lab swab antigen. Mau tidur juga tidak bisa, yaudah nulis aja hahaha. Hitung-hitung lepas rindu, karena aku sudah terlampau rindu pada aku yang dulu.

Lalu aku menulis lagi.

Tidak ada suara gemendang takbir, meski besok idul adha. Tidak ada suara speaker masjid atau sekadar anak-anak menabuh kentongan bambu, berkeliling menyusuri jalan sembari meneriakkan keagungan Allah. Tidak ada barisan mobil yang memenuhi halaman rumah para orang tua di desa, bayangkan betapa senangnya akhirnya bertegur sapa setelah sekian lama terpisah raga. Tidak ada suara rengekan kambing yang diikat di bawah pohon mangga, menangis, mengingat besok dia akan meninggalkan dunia meski menunaikan tugas mulia. Tidak ada teriakan suka cita, kami hanyalah orang-orang berlagak dewasa dan menganggap berteriak seperti itu norak, betul?

Yang ada cuma sepi. Bukan lingkunganku yang sepi, hanya aku. Sepi jiwa, sepi raga. Terhitung lima tahun sudah aku melajang, tidak sekalipun tertarik pada manusia-manusia yang kutemui tiap harinya. Apakah aku kelainan? Apakah aku aseksual? Hahaha sering banget mikir yang enggak-enggak saking bingungnya. Aku ini kenapa? Aku yang dahulu gemar menyusuri waktu kini mulai panik. Kata orang, ikuti saja waktu, jangan terburu, semua orang punya waktunya. Lalu sampai kapan? Dahulu aku santai saja hingga akhirnya orang-orang di lingkunganku perlahan menemukan pasangannya satu per satu lewat ajang perjodohan alami di KKN hahaha. KKNku nggak udah ditanya, nggak bisa diharapkan! Beberapa kali pula teman, keluarga, dan residen kenalanku mencoba mengenalkan pada bujang asing namun aku selalu menolak dan tidak tertarik. Kenapa sih? Huhu mungkin aku emang romantically clueless….

Let’s move to another problem…

Aku sering merasa hidup tidak adil. I always worked hard, harder than my other friends, I always put my best on every job I had, I share anything I have to the clueless ones, I’m trying to be kind but why do I always be the one in this position? Kenapa sih? Kenapa selalu dapat penguji yang nggak enak atau nggak murah nilai, kenapa selalu dapat kasus aneh-aneh, kenapa selalu banyak drama tiba-tiba ganti kasus kek dan sebagainya, kenapa kalau aku udah usaha maksimal tapi nggak dilihat dan ujungnya dapat nilai lebih rendah dari yang nggak ngapa-ngapain? Nggak adil banget, beneran. Nilai emang nggak berguna di masa depan, I always put that on my deepest heart, pokoknya nggak boleh iri dan selalu berusaha ikhlas. Tapi nyesek nggak sih, kenapa sih nggak adil banget ya allah? Aku sering kali menyalahkan diriku sendiri yang kurang maksimal, tapi usahaku sudah jauh di atas yang lain, kenapa sih ya allah? Why do I have to face something like this? Aku si koas terkenal kotor yang selalu dapet kasus aneh-aneh dan susah, selalu dapat yang susah. Kenapa sih?

Bisa jadi Allah melayangkan pengingatNya melalui hal-hal kecil, hanya aku yang tidak sadar. Bisa jadi Allah ingin menunjukkan keAgungannya, hanya aku yang merasa sombong. Bisa jadi Allah merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik dari dugaanku namun aku tidak tahu, langsung keterima PNS dan rekomendasi spesialis anak mungkin? Hahaha. Aku selalu berusaha ikhlas dan menerima, menyadarkan diri bahwa di balik kesusahan pasti selalu ada kemudahan. Semuanya nggak bakal ada yang sia-sia, meskipun dalam jangka pendek berasa tidak ada artinya. Satu lagi yang jadi peganganku, Allah tidak akan menguji suatu hamba di luar batas kemampuannya. Kalau aku diuji lebih sulit dari yang lain, berarti aku lebih keren dari yang lain bukan? Wkwkw. Bismillah semoga aku bisa selalu menjadi seorang hamba yang percaya akan ketetapanNya. Semoga aku selalu jadi seorang hamba yang mengingat Allah dan kuat akan semua ujiannya. It’s far from easy but at least I tried, right?

Semoga nanti saat aku menulis lagi, aku sudah jadi Ara yang jauh lebih baik. Ara yang positif dan lebih ikhlas dari sebelumnya. Semoga semua ketakutan tak terjadi dan semua harap jadi nyata atas izin Allah. Semoga suatu saat, dengan hangat aku bisa berkata “Ya Allah betapa adilnya rencanaMu, maafkan hambamu ini ya Allah”

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTOLOGI PUISI

DRAMA ANEKDOT: ARGOMETER JEPANG MUTER SANGAT CEPAT DENGAN PENGEMBANGAN

BENUA ASIA