Postingan

Hello Again!

  Hi, sudah sangat lama. Sudah hampir dua tahun ya? Hari ini sedang musim…..kemarau? harusnya. Tapi hujan seringkali datang di waktu yang tak diharapkan. Cucian seringkali terguyur hujan dan jatuh sehingga harus dicuci ulang. Sepatu seringkali basah karena melewati genangan air di bawah rel arah terminal. Saat malam, dinginnya bukan main! Akhirnya berguna juga jaket-jaket tebalku yang sudah lama tergulung dan tergantung di ruang-ruang kamar.   Ya seperti itulah hidup, seringkali keluar dari prediksi namun selalu menyimpan cerita manis dan hikmah tak terduga. Halo, sekarang aku sudah koas. Sudah tinggal setahun lagi jadi dokter (aamiin). Terakhir kali menulis, aku sedang galau masuk batch koas bukan? Hahaha lucu sekali akhirnya aku masuk batch 1. Sedikit tersenyum aku membaca tulisan-tulisan lama disini. Apa yang dulu aku takutkan, tidak terjadi. Apa yang dulu aku harapkan, betul terjadi. Allah Maha Baik bukan? Alhamdulillah…… semoga apa yang ku harapkan nantinya jadi nyata, jika

dear the old me

Bunga tidur menyerbak menyeruak memenuhi heningnya ruang tengah. Sebuah slide ppt mantab neurologi menunggu manis untuk disentuh, akan tetapi ada yang lebih menyentuh. Sebuah blogspot usang memanggil entah dari mana. Blogspot yang aku hampir lupa, bahkan aku harus menerka apa password dan emailnya serta memikirkan bagaimana ujungnya jika tulisan yang kubuat ini hanya mengendap di luar folder, dibiarkan, kemudian dihapus karena tidak ada arti dibandingkan kumpulan soal utb dan revisi skripsi. Ah, sudah sangat lama! Tiada ragu aku katakan rindu padamu, aku yang dulu. Dimanakah gadis kecil yang dulu bercita-cita jadi penulis atau jurnalis itu ?  masih adakah gemuruh memanggil untuk sejenak meninggalkan jenuh yang dulu aku perjuangkan ini ?  Masih adakah kebahagiaan yang tidak diukur dengan lulus-tidak lulus, lolos-tidak lolos, atau lama-tidak lama ini ? Sebuah rindu memanggil, menenggelamkan pada aku yang dahulu berpihak pada deretan majas. Pada buku merk a.l. berisi kumpulan ce

Cerita di Balik SBMPTN

Untukmu, kaum-kaum yang merasa tidak rajin namun punya harapan Untukmu, kaum-kaum pemalas yang hanya bekerja pada waktunya Untukmu, yang telah berusaha mati-matian namun belum bejo Untukmu, para pejuang SBMPTN Waktu itu sekitar Agustus 2015, teman-teman sekolahku udah pada heboh ngomongin SNMPTN. Tiap kelas bikin list nama, jurusan, dan universitas. Aku, sebagai kaum yang   pas-pasan di sekolah dag-dig-dug berharap sainganku sedikit. But eits! Waktu itu yang pengen masuk di tempatku kuliah sekarang ada sekitar 100 anak dan nilai mereka itu tidak bisa disebut rendah. Gimana ga sedih? Mulai saat itu, aku mendadak rajin. Aku jadi anak yang ambisius dan sangat visioner. Setiap hari kerjaannya Cuma belajar. Pulang sekolah langsung cus ke bimbel sendiri, kalau laper ya makan sendiri, sampe ibu-ibu warung heran kenapa aku makan sendirian. fyi, di bimbel aku ga selalu masuk kelas tapi tiap hari selalu ikut program tentiran alias les privat dari setengah dua sampe setengah

Di ujung Oktober, 2015

Gaduhnya suara hembusan angin elektrik malam ini kian mengurungkan niatku untuk sekadar membuka buku. Entah itu buku pelajaran, fiksi, biografi, maupun kumpulan cerpen baper yang berjajar rapi di meja belajarku yang tak ada enam bulan lagi akan ku tinggalkan ini.  Dengan mata sayu setengah mengantuk hatiku tergerak untuk membuka laptopku, membuka catatan-catatan perjalanan lama yang sekadar tersimpan di folder tersembunyi. Geli rasanya membacanya. Jemariku serasa rindu untuk kembali menulis, menceritakan perjalanan pada keyboard komputer meski tiada tanggapan dari dunia luar.  Perlahan aku sadar bahwa aku sudah berubah, bukan Ara kecil tiga tahun lalu gemar berkuncir kuda dan berkostum casual setiap hari. Kini, dengan banyak pengalaman hidup yang baru Ara telah menjadi siswi kelas XII smansa yang jauh lebih alim. Tapi mohon jangan termakan dengan kata ‘alim’ ini karena nyatanya Ara masih menjadi Ara yang brutal, banyak gerak, dan mungkin sedikit maskulin :| Tum